1/24/11

??

Who knows what I want to do? Who knows what anyone wants to do? How can you be sure about something like that? Isn't it all a question of brain chemistry, signals going back and forth, electrical energy in the cortex? How do you know whether something is really what you want to do or just some kind of nerve impulse in the brain? Some minor little activity takes place somewhere in this unimportant place in one of the brain hemispheres and suddenly I want to go to Montana or I don't want to go to Montana.

- Don DeLillo, White Noise

1/9/11

What's so hard about making decision?

"SUSAHH NYEEEETTTTTT!!!!!!"

Itu yang bakal keluar dari mulut saya pertama kali jika ada yang bilang sama saya :
"apa sih susahnya ngambil keputusan?"
..apalagi kl bilangnya sambil nyolot, "NYEETT!!"-nya mungkin akan saya pertegas.


Ada yang tidak sependapat?

... terserah.
Orang bebas kok punya pendapat masing-masing. Tapi bagi saya, mengambil keputusan adalah hal yang sangat sulit. Mungkin tidak selalu sulit ya, tapi sering kali -terutama untuk hal yang penting- mengambil keputusan menjadi hal yang sangat depresif untuk saya. Semakin penting keputusan yang harus saya ambil, semakin sulit untuk saya menentukan langkah mana yang harus saya ambil. Saya takut mengambil resiko. mungkin hal tersebut yang membuat saya seringkali terhambat untuk maju, taking chances.

Saya baru sadar akhir-akhir ini kalau keberanian mengambil keputusan itu adalah bagian dari jiwa leadership kita. dan jiwa leadership yang tinggi itu diperlukan banget untuk cari kerjaaaaaaaa....aaaaaaaaarrrrrrrrrrr... (mendadak stress....ehm, maaf intermezzo..). Anyway, karna tampaknya di setiap interview, para interviewer menginginkan calon pekerjanya adalah pribadi yang memiliki jiwa leadership yang tinggi, dan saya merasa tidak memiliki cukup jiwa leadership, maka saya mulai menilik-nilik. Apakah sebenarnya yang membuat saya seperti itu? apa yang sebenarnya membuat saya tidak bisa menjadi orang yang ada di depan, memimpin dan menjadi pengambil-keputusan?

Saya orangnya penakut, penakut banget. Bisa dibilang cemen kali ya. Kalo saya menghadapi sesuatu, selalu kemungkinan buruk dulu yang terbayang sama saya. mungkin hal itu yang membuat saya selalu mencari jalan aman, tidak berani mengambil kesempatan besar dengan resiko yang besar pula. Bukan bermaksut mau menyalahkan siapa-siapa, tapi tampaknya saya seperti itu karna mungkin dari kecil saya terbiasa berfikir kemungkinan terburuknya duluan. Orang tua saya seringkali menanggapi segala sesuatu dari segi negatifnya, seingat saya jarang sekali saya mendapat tanggapan positif dari mereka saat saya menyatakan sesuatu. Padahal pasti ada hal yang berharga dibalik kekhawatiran2 dan resiko2 yang mungkin akan dialami nantinya, yaitu PENGALAMAN.

Kurangnya pengalaman membuat saya semakin susah untuk mengambil keputusan. Ngambil jalan aman, membuat saya miskin pengalaman. Saya baru menyadarinya sekarang. Saat ini, mengambil kesempatan menjadi hal yang begitu berarti untuk saya. Terutama mengambil kesempatan untuk mengambil resiko, mengambil kesempatan untuk mendapatkan pengalaman. Baik itu pengalaman yang baik ataupun pengalaman yang buruk. Keduanya itu bisa membantu saya dalam tumbuh dan terbentuk menjadi seseorang yang saya inginkan. Bukan yang diinginkan orang lain.

Saya sangat sependapat dengan pendapat teman baik saya, Cicha, yang bilang kalo masing-masing manusia memiliki latar belakang yang berbeda. Latar belakang dalam arti hal-hal yang sudah dilalui dan dialami, hal tersebut yang membentuk pola pikir masing-masing manusia di bumi ini. Hal tersebut yang melahirkan setiap individu di muka bumi ini yang sangat beragam. Maka, salah kah jika saya berpendapat : Benar dan salah dalam pola pikir masing-masing individu adalah relatif.

Saya, dengan kondisi diri saya yang saat ini adalah hasil dari apa yang telah saya lewati, hadapi dan alami. Kondisi dimana saya terlalu takut akan pendapat buruk orang lain, takut akan penilaian buruk orang lain. Dan saat ini saya sangat mengagungkan kebebasan untuk mengalami berbagai pengalaman untuk diri saya sendiri, untuk membentuk pribadi saya sendiri yang lebih siap untuk hidup mandiri, melupakan pendapat orang lain, tidak menghiraukan apa orang bilang tentang saya. Tapi apakah akan menjadi dosa besar, jika omongan orang yang saya tidak hiraukan adalah omongan orang tua saya sendiri? Apakah akan menjadi dosa besar, jika saya ingin mendapatkan pengalaman saya sendiri sedangkan orang tua saya selalu mendikte mana yang benar dan mana yang salah? ( no offence Ibu, Bapak, you're the best parent in anyworld, I do really love you).

My only wish in 2011 : I want to experience all the experiences that I could possibly have so in the future I can make my own decision. with no regret.


wish me luck guys. 
and .. Happy New Year 2011 !


1/4/11

Somewhere Down The Road



We had the right love at the wrong time. Guess I always knew inside I wouldn't have you for a long time. Those dreams of yours are shining on distant shores and if they're calling you away, I have no right to make you stay.


But somewhere down the road, our roads are gonna cross again. It doesn't really matter when. But somewhere down the road, I know that heart of yours will come to see that you belong with me


Sometimes good-byes are not forever. It doesn't matter if you're gone, I still believe in us together. I understand more than you think I can. You have to go out on your own. So you can find your way back home.

But somewhere down the road, our roads are gonna cross again. It doesn't really matter when. But somewhere down the road, I know that heart of yours will come to see that you belong with me. Letting go is just another way to say I'll always love you so


We had the right love at the wrong time. Maybe we've only just begun, Maybe the best is yet to come. 'Cause Somewhere down the road, Our roads are gonna cross again. It doesn't really matter when. But somewhere down the road, I know that heart of yours will come to see that you belong with me.

12/26/10

stupido ritmo

You and I painting rainbows when no rain falls on our wall
Smelling raindrops on a hilltop as they fall
You and I laughing loudly with no reasons in our walk
Chasing sunsets, dancing minuet in the dark


Why don't we just disappear
If that could keep us here?


You and I sharing snow fall and the beach sand in our thoughts
Writing love words with our whispers in our hearts
You and I stealing kisses from each other when we fight
Making wishes on the same star every night


Why don't we just dream away
If that could make us stay?
Why can't we just dream away?
We're not real, anyway


Why don't we just stay this high?
Pretend we're all that fly
Why can't we just stay this high?
We might rule our own sky


You and I singing solo our very own silly song
Playing lovers of all edens all life long
All life long
All life long 

Float - Stupido Ritmo

8/29/10

a letter for Mike


So, Mike... Is it the right time for us to meet again?

7/23/10

I Feel Like a Tourist

I feel like a tourist and God is the tour guide.

Things could happen just in 1 second. Dari sebuah ide, berubah menjadi realita hanya dalam waktu kurang dari satu bulan. Impossible? No.I believe in God so I would call that as God's will. You will never really know what are you going to face tomorrow. Jangankan besok, satu jam kedepan aja lo ga bisa pastiin dengan yakin. Gw mengalaminya akhir-akhir ini, continuously. Seolah gw ga dapet kesempatan untuk istirahat sejenak.

I started with one simple idea, and countinued with one little act (which I didnt really put great expectation on it) dan ga butuh waktu lama untuk gw menunggu mendapatkan hasilnya. And here I am, new job, new city, new life pursuing my dream, my hope and my future. Sejak itu berbagai hal yg surprising ga brenti-brenti dateng menghampiri. Ya ngagetin, ya bikin bingung, dilema, ya juga bikin kesel..intinya semua terjadi tiba-tiba dan begitu cepat. Capek?? bangeeeetttt. Ini hati rasanya dipereees mulu kay jerus. ampe nyesek rasanya. tapi ya mau gimana lagi yah..mo ampe nangis darah juga ga akan berubah. Yang bisa mengubah adalah dengan berusaha mengubah keadaan itu, dan jangan lupa berdoa. (brasa guru ngaji jadinya,,hehe) but its true loh... I pray to God to make me stronger, dan ini semua yg gw alamin, bertubi-tubi... brarti ini gw lagi dikasih latihan biar nantinya gw bisa jadi kuat. Gw lagi dikasih tour gimana pahit-pahitnya hidup (dalam batas kemampuan gw pastinya) dan gw yakin besok pasti akan lebih baik krn gw udah tau situasinya jadi tau gimana harus menghadapi situasi tersebut dan proses ini membuat gw lebih kuat.

Menurut gw jatuh sekali ga cukup untuk lo benar-benar belajar. Karna belum tentu jatuh yang pertama itu rasanya cukup sakit sampai lo selalu akan ingat akan lukanya. Mungkin intinya bukan di kuantitasnya, bukan di berapa kali lo jatuh.. tapi seberapa dalam lo terjatuh. Semakin dalam lo terjatuh, semakin dalam sakit yang lo rasain, semakin besar usaha lo untuk bangkit, dan juga semakin banyak pelajaran yg akan lo dapat yang akhirnya membuat lo semakin kuat.

Amin dulu deh biar afdol.... AAAAMMMIIIINNNNN..

6/10/10

Is it Faith? Hope? or What?

Hello, how are you guys doin?
Saya masih agak merasa sentimentil dan masih agak drama dikit.. (well, since when I dont?! LOL)

Anyway...pernah gak sih kamu merasa yakin akan sesuatu hal yang sebenarnya tidak kamu ketahui kenyataannya seperti apa? Ya bisa jadi karna ada beberapa fakta, atau tanda-tanda yang mungkin secara langsung atau tidak langsung mengacu ke sana. Atau bahkan tanpa tanda-tandapun kamu bisa merasakan dan yakin akan terjadi..

bingung ya? kata-katanya telalu belibet?

misalnya gini deh...
kamu mendaftar ke suatu perguruan tinggi, misalnya, yang memang sudah kamu idam-idamkan, lets say...hmmm....... ITB deh..yang notabene banyak sekali saingannya, tidak mudah lolos ujian masuknya..dsb..dsb.. Sedangkan kamu mengakui, kamu bukanlah termasuk murid teladan yang pintar, nilai ujian selalu diatas rata-rata, atau selalu lebih unggul dibanding teman-teman yang lainnya, belajarpun tidak bisa seperti robot yang terus-terusan tanpa berhenti. Tapi kamu juga bukan termasuk murid yang bego-bego amat, kalo di kelas yah rankingnya skitaran tengah-tengah lah..bukan juga murid yang pemalas berat-beratan, tapi sering kali , ya namanya juga anakmuda, lebih tergoda sama yang lebih seru..belajar tuh yah nanti deh di detik2 terakhir.

Nah dengan kelebihan dan juga kekurangan yang kamu miliki, kamu daftar ke ITB, kamu juga mengikuti proses-proses seperti daftar, daftar ulang, ikut ujian dan sebagainya. Saat semua usaha sudah beres, saat yang perlu kamu lakukan adalah menunggu dan berdoa, ada kecemasan di dalam hati kamu. "..keterima gak ya?, klo ga keterima gimana ya? nanti kuliah dimana ya? apa yang harus saya lakukan ya?.." tapi disamping kecemasan itupun, di lubuk hati kamu yang paling dalam dan paling dasar dan paling tulus, kamu merasakan rasa aman dan nyaman karena kamu merasa yakin kamu akan diterima di ITB. Entah perasaan itu datang dari mana, yang pasti kamu merasa yakin kamu akan berkuliah di ITB, kamu akan diterima di satu perguruan tinggi yang katanya bergengsi itu.

Dengan kehadiran perasaan yakin yang entah datang darimana itu, kamu jadi merasa setidaknya sedikit tenang, tidak kalang kabut seperti teman-teman yang lain yang dengan sibuknya mencari tempat kuliah cadangan kalau-kalau mereka tidak diterima di Perguruan tinggi idaman mereka itu. Tapi kamu punya keyakinan setidaknya sedikit saja, tapi betul-betul merasa yakin dengan yang ada di dalam hati kamu itu.

Yang saya maksud adalah perasaan YAKIN yang seperti itu. Yakin, suatu hal akan terjadi walaupun tanpa tanda-tanda, petunjuk, bahkan bocoran dari siapapun tentang hal tersebut dan kemungkinan gagal pun sebenarnya sangat mungkin ada.

Saya pernah mengalami hal seperti itu beberapa kali dalam hidup saya. Sebenarnya cerita ITB tadi itu pengalaman saya pribadi sih..selain itu juga beberapa kali seingat saya pernah mengalami hal seperti itu dan keyakinan saya itu benar-benar terjadi. Saat ini pun saya sedang ada dalm kondisi dimana saya sedang meyakini suatu hal. Keyakinan saya ini kondisinya bisa dikatakan bertolak belakang dengan kondisi kenyataannya saat ini. Tapi entah kenapa, saya merasa yakin dengan apa yang ada di dalam hati saya. Keyakinan itu juga yang membuat saya bangkit dan terus berusaha untuk bertahan dan berjalan, walaupun kadang suka kesandung juga. Intinya keyakinan tersebut memberikan saya kekuatan, kepercayaan diri, dan memberikan saya harapan. Padahal itu datang hanya dari dalam hati saya. Bukan ada orang lain yang menjanjikan, memberi jaminan, apa lagi uang muka tanda jadi..(plis, ini saya berusaha melucu.. kl mau ketawa boleh loh... :P)

Pertanyaannya adalah : darimanakah sebenarnya asal usul rasa yakin di dalam hati ini?

apakah ini hanyalah harapan yang terlampau kuat, sampai menjadi sugesti?
atau ini adalah petunjuk dari Allah, atas doa-doa yang setiap hari kita panjatkan kepada-Nya?
atau ini hanya sekedar angan-angan yang juga terlampau kuat, untuk membantu kita memiliki harapan melanjutkan hidup?

Saya tau hidup tidak pernah transparan, hidup tidak pernah berjalan selalu mudah, apalagi selalu berjalan seperti yang kita mau. Semua sudah ada yang mengatur. And we cant do anything about it.

Tapi saya sangat mempertanyakan saat ini ; darimanakah sebenarnya asal rasa yakin di dalam hati saya ini? dan apa tujuannya?

Karna jika ternyata ini hanyalah angan-angan belaka, saya akan kembali masuk dalam rasa sakit yang entah saya akan bisa tahan atau tidak.

Hidup tidak pernah transparan, hidup tidak pernah semudah yang kita inginkan tapi saya saat ini sedang bertumpu pada keyakinan kuat yang saya miliki dalam hati saya ini. Jadi, ya Allah, saya mohon jika keyakinan ini datang dari Mu, mudahkan jalanku untuk menuju ke sana, tetapkan hatiku untuk terus merasa yakin dengan hal ini. Tapi jika tidak, mohon lepaskan keyakinan ini, dan tunjukkan aku jalan lain yang lebih baik, yang telah Engkau tetapkan untukku dan berikan aku keikhlasan untuk menerimanya.

Amin.